Blog Al Imam

  • Home
  • Kumpulan Makalah
  • 404
Home » Kumpulan Makalah » Makalah Revolusi

Makalah Revolusi



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang
            Perubahan sosial dapat terjadi dalam dua jalan dan kondisi, yakni revolusi dan evolusi. Perubahan sosial secara revousi adalah perubahan yang cepat dan drastis yang bisa dirasakan oleh siapapun yang terlibat maupun tidak. Perubahan sosial secara revolusi ini pada awalnya terjadi karena kedudukan modernitas yang merupakan montase dari nilai murni yang dianut dalam suatu komunitas manusia dengan nilai acuan dan ajuan yang dapat mereka rumuskan setiap tahun dalam bentuk birokratisasi. Nilai-nilai murni ini kemudian dilegalkan dalam teori mengenai kependudukan dengan penganjuran urbanisasi dan penyisihan (atau lebih tepatnya isolasi) pada kaum raral dari budaya perkotaan. Adanya perubahan budaya politik yang kolot menjadi demokratisasi melalui birokratisasi tingkat desa menjadi agen dari perubahan sosial tersebut.
            Maka dari itu ada semacam pemaksaan kondisi, dimana tidak ada pilihan bagi sekelompok orang yang tergabung dalam suatu masyarakat kecuali untuk berubah. Yang dilakukan birokrat dalam melakukan revolusi sosial ini dinamakan stimulus sosial, dimana ada semacam iming-iming dalam kondisi yang dimitoskan “tidak nyaman” menjadi suatu kondisi “nyaman” demi percepatan kemajuan suatu negara. Selain itu revolusi juga dapat terjadi sebaliknya, yakni saat masyarakat sudah jenuh dengan kenyamanan palsu, dimana jurang antara satu kelompok dengan kelompok lainnya menjadi semakin melebar, maka mereka akan menuntut suatu perubahan yang segera. Perubahan ini sering memaksa birokrat untuk keluar dari zona nyaman. Jika stimulus sosial memaksa masyarakat untuk melakukan revolusi, maka protes sosial dapat memaksa birokrasi menyesuaikan dengan keinginan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan revolusi?
2. Apa riwayat singkat gagasan revolusi?
3. Apa konsep revolusi modern?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertin revolusi.
2. Mengetahui riwayat singkat gagasan revolusi.
3. Mengetahui konsep revolusi modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gagasan Revolusi, dan Konsep Revolusi Modern sebagai Bentuk Perubahan Sosial
1. Pengrtian Revolusi[1]
Revolusiadalah perubahan sosial dan kebudayaanyang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggrisyang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
            Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Telah banyak tugu peringatan dan museum yang melukiskan keperkasaan dan kemasyuran ravolusi di banyak negara yang telah menjalankan revolusi seperti yang terdapat di Vietnam, Rusia, China, Indonesia, dan banyak negara lainnya. Menjebol dan membangun merupakan bagian integral yang menjadi bukti fisik revolusi. Tatanan lama yang busuk dan menyesatkan serta menyengsarakan rakyat, diubah menjadi tatanan yang besar peranannya untuk rakyat, seperti di Bolivia, setelah Hugo Chavez menjadi presiden ia segera merombak tatanan agraria, di mana tanah untuk rakyat sungguh diutamakan yang menyingkirkan dominasi para tuan tanah di banyak daerah di negeri itu.
2. Riwayat Ringkas Gagasan Revolusi
            Istilah revolusi muncul di abad 14 namun sifatnnya lebih umum dan berbeda dengan pegertian modern, revolusi yang berarti gerakan melingkar (circular) yang bermakna bahwa revolusi merupakan pergantian penguasa secara melingkar atau penggantian seluruh elit politik menyertai kemunculan nation state. Baru ketika memasuki abad 18 konsep revolusi dalam pengertian modern baru muncul. Revolusi digunakan sebagai istilah untuk melukiskan terobosan jaman serupa, penataan ulang masyarakat secara fundamental. Pada abad 19 berbarengan dengan industrialisasi, urbanisme serta kapitalisme tentunya menjadi “era emas” bagi revolusi dalam mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat (politik dan teori sosial).[2]
            Ketika masuk abad 20, Secara berangsur-angsur, mitos revolusi mengalami kemunduran. Ini terjadi tidak lepas dari “kegagalan” revolusi itu sendiri. Revolusi dipandang sebagai suatu proses yang tidak pernah berakhir. Tatanan kehidupan yang lebih baik seperti yang dijanjikan tidak dapat terwujud. Sejarah telah membuktikan bahwa sebagian besar revolusi menghasilkan bentuk ketidakadilan, ketimpangan, eksploitasi dan penindasan yang lebih parah. Selain itu revolusi seringkali harus diiringi dengan tindak kekerasan, peperangan dan kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tidak sedikit. Revolusi dianggap sebagai sebuah bencana dibandingkan sebagai sebuah usaha penyelamatan kehidupan manusia.
3. Konsep Revolusi Modern[3]
            Konsep revolusi dapat dibahas dalam dua perspektif, yaitu filsafat sejarah dan sosiologi. Konsep revolusi berdasarkan filsafat sejarah mempunyai ari sebagai bentuk terobosan radikal terhadap kesinambungan jalannya sejarah. Perspektif sosiologi memandang revolusi sebagai bentuk penggunaan kekuatan massa terhadap penguasa untuk melakukan perubahan mendasar dan terus-menerus. Revolusi dapat dianggap sebagai upaya membentuk ulang sejarah dengan menggunakan kekuatan krativitas manusia.
            Kedua perspektif tersebut turut mempengaruhi pendefinisian konsep revolusi hingga pada akhirnya mengerucut pada tiga kelompok. Revolusi dapat diartikan sebagai lawan dari pembaruan. Perhatian utamanya adalah pada proses transformasi fundamental masyarakat. Selain itu, revolusi dapat dimaknai sebagai lawan dari evolusi. Tekanan yang diberikan adalah pada penggunaan kekerasan, perjuangan dan kecepatan perubahan yang terjadi.
            Terdapat 4 aliran utama teori revolusi. 1) teori revolusi modern oleh Sorokin (1925). Sebagai contoh pendekatan tindakan. Mencakup 6 bidang perubahan antara lain: transformasi reaksi terhadap ucapan, penyelewengan reaksi terhadap kepemilikan, penyelewengan reaksi seksual, penyelewangan reaksi terhadap tugas, penyelewengan reaksi terhadap kekuasaan dan bawahan dan reaksi terhadap agama, moral, estetika, dan prilaku lainnya. 2) teori aliran psikologis, aliran yang mengabaikan tindakan reflek atau naluriah dasar dan beralih ke bidang orientasi sikap dan motivasi, teori ini erat kaitannya denganpemikiran akal sehat.3) teori structural, memusatkan perhatian pada tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi. Menurut teori ini revolusi adalah hasil hambatan dan ketegangan struktural dan terutama bentuk hubungan khusus tertentu antara rakyat dan pemerintah. Teori ini dituduh berat sebelah dan mengabaikan psikologi individu. 4) pendekatan politik, melihat revolusi sebagai sifat fenomena politik yang muncul dari proses yang khusus terjadi di bidang politik. Dimana merupakan hasil dari pergeseran keseimbangan kekuatan dan perjuangan memperebutkan hegemoni antara pesaing untuk mengendalikan negara.
            Revolusi dapat membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan, perasaan hebat dan perkasa, keriangan dan aktivisme dan menggapai kembali makna kehidupan, melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan. Revolusi terjadi secara tidak merata di sepanjang sejarah. Kebanyakan terjadi dalam periode modern. Revolusi Besar seperti di Inggris pada tahun 1640, revolusi perancis pada tahun 1789 yang melahirkan epos modern, revolusi komunis di Rusia pada tahun 1917 dan di Cina pada tahun 1949, dan revolusi yang anti komunis di Eropa Timur, dan Tengah pada tahun 1989 revolusi ini mengakhiri periode komunis.[4]
            Berbagai konsep revolusi yang telah disampaikan didepan mempunyai sebuah gagasan yang sama yaitu sebagai bentuk perubahan sosial yang dahsyat dan bersifat fundamental dalam merubah tatanan masyarakat dalam waktu yang relatif cepat. Terdapat faktor pencetus yang menyebabkan revolusi dapat berjalan dalam suatu masyarakat. Berbagai teori menyampaikan pendapatnya tentang faktor penyebab ini, namun kesemuanya dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dari ketidakadilan dalam masyarakat. Kondisi ketidakadilan atau penyimpangan inilah yang melahirkan semangat revolusi.
Akibat dari revolusi secara garis besar dapat dilihat dari tumbangnya penguasa lama dan digantikannya oleh tatanan penguasa baru. Selain merubah tatanan kepemimpinan, revolusi mampu merubah segala aspek kehidupan masyarakat.[5]
4. Revolusi Sebagai Bentuk Perubahan Sosial[6]
            Sztompka memberikan gambaran bahwa revolusi merupakan puncak dari perubahan sosial. Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan akibat revolusi bersifat radikal, fundamental dan menyentuh langsung pada inti dan fungsi dari struktur sosial. Proses perubahan tersebut hanya memerlukan waktu yang cepat, sesuatu yang bertolak belakang dengan konsep evolusi pada perubahan sosial.
            Revolusi mempunyai dua wajah yang saling bertolak belakang. Wajah pertama menggambarkan revolusi sebagai sebuah mitos, sedangkan wajah kedua memberikan gambaran revolusi sebagai sebuah konsep dan bahkan teori dalam ilmu sosiologi. Kedua wajah ini mempunyai terkaitan bahkan dialektika diantara keduanya menjadi suatu bentuk kewajaran.
            Beberapa hal yang membedakan revolusi dengan perubahan sosial yang lainnya yakni antara lain:[7]
a. Revolusi menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas; menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat : ekonomi, politik, budaya organisasi sosial, kehidupan sehari-hari, dan kepribadian manusia.
b. Dalam semua bidang tersebut, perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial.
c. Perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba seperti ledakan dinamit di tengah aliran lambat proses historis.
d. Revolusi merupakan “pertunjukan” paling menonjol; waktunya luar biasa cepat dan oleh karena itu, sangat mudah diingat.
e. Revolusi membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan; perasaan hebat dan perkasa; keriangan aktivisme dan menanggapi kembali makna kehidupan; melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
            Revolusiadalah perubahan sosial dan kebudayaanyang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Sztompka memberikan gambaran bahwa revolusi merupakan puncak dari perubahan sosial. Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan akibat revolusi bersifat radikal, fundamental dan menyentuh langsung pada inti dan fungsi dari struktur sosial. Proses perubahan tersebut hanya memerlukan waktu yang cepat, sesuatu yang bertolak belakang dengan konsep evolusi pada perubahan sosial.
            Konsep revolusi mempunyai sebuah gagasan yang sama yaitu sebagai bentuk perubahan sosial yang dahsyat dan bersifat fundamental dalam merubah tatanan masyarakat dalam waktu yang relatif cepat. Akibat dari revolusi secara garis besar dapat dilihat dari tumbangnya penguasa lama dan digantikannya oleh tatanan penguasa baru. Selain merubah tatanan kepemimpinan, revolusi mampu merubah segala aspek kehidupan masyarakat.
                                                    Daftar Pustaka
Bernard Raho,Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
Sztompka,Piotr.1993.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta:Prenada Media Grup.
Sztompka (2004: 357)
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi
http://ayiephfrastia.blogspot.com/2013/02/revolusi-puncak-perubahan-sosial.html
http://riyadi.staff.fkip.uns.ac.id/2009/07/17/teori-revolusi/


[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi
[2]http://ayiephfrastia.blogspot.com/2013/02/revolusi-puncak-perubahan-sosial.html
[3] http://riyadi.staff.fkip.uns.ac.id/2009/07/17/teori-revolusi/
[4]Sztompka,Piotr.1993.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta:Prenada Media Grup.
[5]Ibid
[6] http://ayiephfrastia.blogspot.com/2013/02/revolusi-puncak-perubahan-sosial.html
[7] Sztompka (2004: 357)
Makalah Revolusi , Pada: 22:57



Share to

Facebook Google+ Twitter

Related with Makalah Revolusi :

Tags: #Kumpulan Makalah Posted by Anonymous at 22:57

0 comments :

Post a Comment

« Next Prev »
  • Beranda

Labels

  • KUMPULAN LAPORAN PPL
  • Kumpulan Makalah
  • kumpulan proposal
  • Kumpulan Proposal Skripsi
Copyright © 2016 Blog Al Imam All Rights Reserved | Sonic SEO Template