BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tindakan Kelas Prosedur adalah
langkah-langkah yang dilalui atau yang harus dijalankan dalam melakukan suatu
kegiatan. Pelaksanaan adalah bagaimana menjalankan langkah-langkah atau
prosedur dalam suatu kegiatan. Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan
proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu upaya dari pihak terkait, khususnya
guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar
mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri.
Penelitian Tindakan Kelas bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari
berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam
mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah
memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasilbelajar.
Pembahasan
berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan
fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti
dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila
diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut
dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang
ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan
pokok permasalahan secara mantap langkah berikutnya adalah: perencanaan
tindakan,pelaksanaantindakan,pengumpulan data, (pengamatan/observasi), dan
Refleksi (analisis dan interprestasi).
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini :
1. Bagaimana
cara Penetapan Fokus Masalah dalam PTK ?
2. Bagaimana
Perencanaan tindakan PTK?
3. Bagaimana
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi PTK?
4. Bagimana
Analisis dan Refleksi PTK?
5. Bagaimana
perencanaan tindak lanjut PTK ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui Penetapan Fokus Masalah dalam
PTK.
2. Untuk
mengetahui Perencanaan tindakan PTK.
3. Untuk
mengetahui Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi PTK.
4. Untuk
mengetahui Analisis dan Refleksi PTK.
5. Untuk
mengetahui perencanaan tindak lanjut PTK.
D.
Metode
Penulisan
Adapun
penulisan dalam makalah ini menggunakan metode telaah pustaka dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Prosedur
Pelaksanaan PTK
Secara umum, prosedur pelaksanaan
PTK terdiri atas lima tahap. Kelima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan
Fokus Masalah
Penetapan fokus masalah
dapat dilakukan melalui beberapa langkah. Menurut Tantra, (2005:12) langkah-langkah
yang dimaksud adalah:
a) Merasakan
adanya masalah
b) Mengidentifikasi
masalah
c) Menganalisis
masalah, dan
d) Merumuskan
masalah.
2. Perencanaan
tindakan
Perencanaan tindakan
berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan
perbaikan terkait masalah penelitian yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan
tindakan, observasi, dan interprestasi
Pelaksanaan tindakan,
observasi, dan interprestasi, merupakan tahapan pengaplikasian semua
perencanaan tindakan yang telah disusun. Skenario tindakan dilaksanakan dalam
situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Pada konteks ini, observasi dan
interprestasi juga dilakukan secara bersama.
4. Analisis
dan refleksi
Analisis dan refleksi
dilakukan untuk memakai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan
tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian.
5. Perencanaan
tindak lanjut
Perencanaan tindak
lanjut merupakan kegiatan yang harus disiapkan jika masalah belum terselesaikan
atau target yang ditetapkan belum tercapai.
B.
Langkah-langkah
Dalam PTK
Penelitian
tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus dari
berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan
prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan
(perencanaan). Action (tindakan),
observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Secara ringkas tahapan ke
1.
Planning
(Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada
tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan
yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari
perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan
berdiskusi dengan teman sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa
dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan
pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah,
perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
a.
Identifikasi
Masalah
Bagaimana memulai Penelitian Tindakan
Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki
guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama
ini dilakukannya.
Untuk memanfaatkan secara maksimal potensi
PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin
begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan
kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah
yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang
disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat
(bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi, pembelajaran
dan hasil belajar siswa. Menurut
Hopkins (1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari
gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu
diperbaiki, untuk mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus permasalahan,
kita dapat bertanya pada diri sendiri.
Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk
mengidentifikasi masalah, beberapa contoh pertanyaan yang
diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007).
·
Apa yang sedang terjadi di kelas saya ?
·
Masalah apa yang ditimbulkan
oleh kejadian itu ?
·
Apa pengaruh masalah
tersebut bagi kelas saya?
·
Apa yang terjadi jika masalah
tersebut saya biarkan?
·
Apa yang dapat saya
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Masalah dalam PTK
terkait dengan proses pembelajaran yang
Pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra
peneliti dan siswa. Contoh permasalahan yang di-PTK-kan:
·
Metode
mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan;
·
strategi
belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya
belajar mengajar;
·
pengembangan
profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan
metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan
kesadaran diri.
(Manion, 1980: 181). Kriteria dalam penentuan masalah:
·
Masalah
harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat
dari segi pengembangan lembaga atau program.
·
Masalahnya
hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih masalah yang memerlukan
komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan waktunya terlalu lama.
·
Pernyataan
masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab
dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental
ini daripada berdasarkan fenomena dangkal. Contoh
masalah yang diidentifikasi sebagai
fokus penelitian tindakan:
·
rendahnya
kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa Kelas IX;
·
rendahnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris;
·
rendahnya
kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa.
b.
Analisis
Masalah
Setelah memperoleh
permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi tersebut, maka guru peneliti
selanjutnya melakukan analisis terhadap
masalah-masalah tersebut untuk menentukanurgensi penyelesaian. Beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah
sebagai berikut:
· Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik yang melibatkan guru
dalam serangkaian aktivitas yang memang
diprogramkan oleh sekolah;
· Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya;
Pilih dan tetapkan permasalahan yang
skalanya cukup kecil dan terbatas;
· Usahakan untuk bekerja sama dalam pengembangan fokus penelitian; dan Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan
dengan prioritas-prioritas yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
c.
Perumusan
Masalah
Setelah
mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu merumuskan permasalahan
secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk
prosedur pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya. Perumusan
permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis
kemungkinan-kemungkinan penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang
untuk menjajaki pertanyaan. Perumusan Masalah harus jelas, dinyatakan dengan kalimat
tanya. Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan
yang diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi
tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. Contoh rumusan masalah
sebagai berikut:
NO
|
Masalah
|
Rumusan
|
1
|
Kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa SMKN
Kelas X.
|
Siswa SMKN
Kelas X mestinya telah mampu mengajukan pertanyaan yang kritis, tetapi dalam
kenyataannya petanyaan mereka lebih bersifat klarifikasi
|
2
|
Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa.
|
Siswa
mestinya memungkinkan setiap siswa untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran, tetapi dalam kenyataan interaksi hanya terjadi antara guru
dengan beberapa siswa.
|
d.
Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis
Tindakan
Alternatif
perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk
hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan
yaitu dugaan mengenai perubahan
perbaikan yang akan terjadi jika suatu
tindakan dilakukan.
Jadi hipotesis
adalah alternative yang diduga dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi
dengan penyelenggaraan PTK. Hipotesis
tindakan adalah dugaan guru
tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah.
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti perlu melakukan :
·
Merefleksikan
pengalaman sendiri sebagai guru.; Diskusi dengan rekan sejawat, pakar
pendidikan, peneliti dsb.
·
Kajian
pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang telah disampaikan dalam
kegiatan ilmiah.
·
Kajian
teoritik di bidang pelajaran pendidikan;
·
Kajian
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan; dan Hasil kajian
tersebut, dapat dijadikan landasan untuk membangun hipotesis.
Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan.
·
Rumusan
alternative tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian.
·
Disamping
itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi
pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat, selama program
perbaikan ini
diimplementasikan.;
· Pilih alternative tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai
paling menjanjikan hasil optimal, namun tetap ada dalam jangkauan kemampuan
guru untuk melaksanaannya dalam kondisi
dan situasi sekolah yang aktual;
· Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca :
perbaikan-perbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan
itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru.
Hipotesis
dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis
tindakan memuat tindakan yang
diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Contoh
hipotesis tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangat lamban
dalam memahami bacaan. Berdasarkan
analisis masalahnya peneliti: Menyimpulkan bahwa siswa- siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah
dalam memahami makna bahan bacaannya,
dan bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami
konteks perlu ditingkatkan. Maka hipotesis tindakannya sebagai berikut: “Bila kebiasaan membaca yang salah
dibetulkan lewat teknik-teknik
perbaikan yang tepat dan ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan
meningkat kecepatan membacanya.”
No
|
Masalah
|
Rumusan
|
Hipotesis
Tindakan
|
1
|
Rendahnya
Kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan siswa SMKN Kelas X
|
Siswa SMKN
Kelas X mestinya telah mampu mengajukan pertanyaan yang kritis, tetapi dalam
kenyataannya petanyaan mereka lebih , bersifat klarifikasi
|
Jika tingkat
kekritisan pertanyaan Siswa SMKN Kelas X dijadikan penilaiankualitas
partisipasimereka setelah diberi contoh dengan pembahasannya, kemampuan
mengajukan pertanyaan kritis mereka akan meningkat.
|
e.
Persiapan
Pelaksanaan Tindakan
Sebelum
dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat
dikelola dengan baik. Langkah-langkah
persiapan yang perlu ditempuh adalah sebagai
berikut :
·
Menentukan
Jadwal dan Materi pembelajaran.; Membuat perangkat dan skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll) yang berisikan
langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-bentuk kegiatan yang
dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan.;
·
Mempersiapkan
fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas seperti gambar-gambar
dan alat-alat peraga, dll.; Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis
mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk
pelatihan-pelatihan;
·
Melakukan
simulasi pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan
diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya.
·
Dan
Sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat
kesalahan.
2.
Action
(Pelaksanaan Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah
disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan focus o tindakan
perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang focus. Kegiatan
pelaksanakan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat
yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan
observasi.
3.
Observation
(Pengamatan)
Pengamatan
ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam
kelas. Hasil pengamatan ini
merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan
yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat
oleh peneliti adalah proses dari tindakan,
efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan- hambatan
yang muncul. Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
perbaikan berlangsung (dalam hal ini
pada saat pembelajaran berlangsung). Observasi
dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.
4.
Reflection
(Refleksi)
Refleksi disini meliputi
kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran (penginterprestasian), menjelaskan dan
menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan
yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada
pertemuan selanjutnya.
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji
apa yang telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang
belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya
mencapai tujuan PTK . dengan kata lain, refleksi merupakan kajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan
tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
Jika
dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya
setelah berdiskusi dengan sejawat)
permasalahan sudah dapat diatasi, makaPTKdiselesaikan
pada siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum tercapai, maka dirancang kembali
rencana perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan yang sama dengan siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan
pada siklus berikutnya (siklus
3), jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan, dilanjutkan
lagi dengan siklus berikutnya. Mungkin anda bertanya-tanya berapa siklus PTK dilaksanakan? Pada dasarnya
tidak ada ketentuan berapa
siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung pada ketercapaian indikator kinerja
(keberhasilan) yang sudah direncanakan. Tetapi
sebaiknya PTK dilaksanakan tidak kurang dari 2 siklus.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu kegiatan penelitian yang dasar permasalahannya kita temukan di dalam
kelas, dan dapat dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan yang menemukan
kesulitan – kesulitan tersebut, sehingga opini diluar mengatakan bahwa sulit
membenarkan jika ada anggapan yang mengatakan bahwa suatu permasalah dalam
penelitian tindakan kelas hanya diperoleh dari lamunan atau persepsi seorang
peneliti.
Dalam melaksanakan penelitian harus
melalui beberapa prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penelitian,
begitupun penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prosedur yang terdiri
atas beberapa kegiatan pokok, yaitu planning
(perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi) dan reflecting
(refleksi).
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui
prosedur pelaksanaan tindakan kelas itu . Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suhardjono, Supardi. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara. 2008.
Wiriaatmadja,
Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; rosdakarya. 2008.
Suyadi,
Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta; Diva Press. 2012.
http://ppm_PTK_2015_pdf.html