BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak
dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah
belajar. Namun apa sebenamya belajar itu, rasanya masing-masing orang mempunyai
tangkapan yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanan aktivitas belajar. Mengapa manusia
melaksanakan aktivitas belajar ? Jawabannya adalah karena belajar itu salah
satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di
dalam dirinya terdapat potensi untuk diajar.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan perilaku individu. Salah satu definisi modern dari Gintings tentang
belajar menyatakan bahwa belajar adalah pengalaman terrencana yang membawa
perubahan tingkah laku. Belajar dimanifestasikan dengan adanya perubahan
tingkah laku, yaitu tingkah laku yang dapat diamati (Observable behavior).
Perubahan di sini menyangkut perubahan afektif, kognitif & psikomotor.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan pada makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan belajar ?
2. Jelaskan ciri – ciri dari perubahan tingkah laku?
3. Apa bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil
belajar ?
C. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan dapat memahami dalam :
1. Menjelaskan pengertian dari belajar.
2. Menjelaskan ciri – ciri dari perubahan tingkah laku.
3. Menjelaskan bentuk perubahan tingkah laku dalam hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi
dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan bahwa sebagian
terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Banyak pakar
belajar sejak dini mengemukakan bahwa tidak ada satu definisi belajar-pun yang
dapat diterima banyak orang.
Belajar merupakan salah
satu topik paling penting dalam psikologi masa kini, namun belajar merupakan
konsep yang sangat sulit untuk didefinisikan . Meskipun demikian beberapa ahli
mencoba mendefinisikan belajar dengan asumsi bahwa definisi tersebut telah
mengandung aspek- aspek utama belajar. Adapun definisi tersebut antara lain :
1. Morgan
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen
atau menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau
latihan.
2. Skinner
Belajar adalah proses adaptasi tingkah laku yang
progresif.
3. Hilgard & Bower
Belajar adalah
proses timbulnya suatu aktivitas ataupun bertambahnya suatu aktivitas, yang
terjadi karena reaksi terhadap situasi yang dialami, sedangkan perubahan tadi
bukan sebagai respon bawaan atau kematangan (maturity) atau keadaan sementara
dari organisme.
4. Anderson
Belajar adalah suatu proses, yang mana perubahan -
perubahan yang terjadi bersifat relatif permanen dalam potensi perilaku sebagai
suatu akibat pengalaman (1995). Definisi ini mengandung : (a) Proses, (b) Sifat
perubahan relatif permanen, (c) Perilaku, (d) Potensi, dan (e) Pengalaman.
5. Hergenhan & Olson
Belajar adalah
suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau dalam potensialitas
perilaku yang diakibatkan pengalaman dan tidak dapat diatribusikan pada kondisi
tubuh sementara seperti kondisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, kelelahan,
atau obat-obatan. Definisi ini mengandung : (a) Perubahan perilaku, (b) Relatif
permanen, (c) Belajar dan performan, (d) Pengalaman.
6. Mazur
Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi
sebagai akibat suatu pengalaman individual. Selain itu ia juga menambahkan
bahwa peneliti-peneliti dibidang belajar tidak hanya mempelajari proses belajar
melainkan juga produk belajar, perubahan jangka panjang suatu perilaku yang
diakibatkan oleh suatu pengalaman belajar. Belajar dan performan (perilaku).
7. Hastjarjo
Merangkum
beberapa pendapat ahli mengatakan bahwa beberapa pendapat mengandung persamaan
dan perbedaan. Persamaannya yaitu
terjadi perubahan yang relatif permanen. Perubahan yang terjadi disebabkan oleh
pengalaman. Sedangkan yang masih terjadi silang pendapat adalah belajar
merupakan perubahan potensialitas perilaku, tapi ada yang merumuskan belajar
sebagai perubahan perilaku itu sendiri, ada yang menyatakan bahwa dalam belajar
dapat terjadi perubahan potensialitas perilaku ataupun perilaku, serta ada
pendapat yang menyatakan bahwa belajar mengandung pemerolehan harapan-harapan
mengenai lingkungan.
8. Moh. Surya
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Suciati, belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan
lingkungannya. Menurut Witherington, belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang
berbentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan dan pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Crwo dan Hilgard bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru sedangkan menurut Vista dan Thompson, belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengalaman.
Maka dari
pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat simpulkan bahwa
“belajar adalah suatu proses kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang
secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh
kecakapan- kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah
laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Belajar dimanifestasikan dengan adanya perubahan
tingkah laku, yaitu tingkah laku yang dapat diamati (Observable behavior).
Perubahan di sini menyangkut perubahan afektif, kognitif & psikomotor.
Perubahan tingkah laku tersebut mungkin tidak aktual, tetapi potensial saja.
a. Perubahan tersebut
sifatnya relatif permanen, yaitu bertahan cukup lama, tetapi juga tidak menetap
terus menerus, bisa berubah lagi dalam proses belajar selanjutnya.
b. Perubahan tingkah
laku tersebut merupakan hasil dari pengalaman atau latihan, terjadinya
perubahan karena adanya unsur usaha atau pengaruh dari luar.
c. Perubahan tersebut
tidak harus segera nampak mengikuti pengalaman belajar itu. Perubahan dari
hasil belajar itu tidak harus nampak pada saat itu juga, tapi dapat nampak pada
saat lain.
d. Pengalaman/latihan
tersebut mengandung sesuatu yang memperkuat (reinforcement). Berarti respon
yang memperoleh reinforcement-lah yang lebih dipelajari.
B. Ciri – Ciri dari Perubahan Tingkah Laku
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan tingkah laku. Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena
proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Proses interaksi
dengan lingkungan inilah inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap perilaku
manusia. Terbentuknya dan perubahan perilaku karena proses interaksi antara
individu dengan lingkungan ini melalui suatu proses yakni proses belajar. Oleh
sebab itu, perubahan perilaku dan proses
belajar itu sangat erat kaitannya. Perubahan perilaku merupakan hasil dari
proses belajar. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan tingkah laku, yaitu :
1. Perubahan Yang Disadari Dan Disengaja (Intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar
dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah atau keterampilannya
semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia
menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan.
Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan
memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan
Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan Yang Berkesinambungan (Kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang
dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan
pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa
telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia
mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan
keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat
dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan Yang Fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa
belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya
dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan
perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para
peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan Yang Bersifat Positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan
menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar
tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar
Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau
perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran
Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip –
prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika
dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan Yang Bersifat Aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang
bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin
memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa
tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi
pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan
sebagainya.
6. Perubahan Yang Bersifat Pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar
cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya,
mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan
mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa
tersebut.
7. Perubahan Yang Bertujuan Dan Terarah
Individu
melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang
mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang
pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang
psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh
nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif
dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai
aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan Perilaku Secara Keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam
sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori
Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori
Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai
“Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam
menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
C. Perubahan Tingkah Laku dari Hasil Belajar
Menurut Gagne, perubahan perilaku
yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan
informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya
pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu
keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan
menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk
dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan
(discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum.
Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran,
strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual
menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah
keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam
menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran,
perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan
tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia
terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya
motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti
dan kesadaran yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu
mencapai pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan
“mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara
baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan
dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut,
marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil
belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan
psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan perilaku individu. Salah satu definisi modern dari Gintings tentang
belajar menyatakan bahwa belajar adalah pengalaman terrencana yang membawa
perubahan tingkah laku. Belajar dimanifestasikan dengan adanya perubahan
tingkah laku, yaitu tingkah laku yang dapat diamati (Observable behavior).
Perubahan di sini menyangkut perubahan afektif, kognitif & psikomotor.
B. Saran
Jika terdapat kekurangan dalam makalah penulis mohon
kritik dan saran dari pembaca terutama dari dosen pengampu mata kuliah belajar
dan pembelajaran. Semoga dengan adanya materi ini, pembaca dapat
mengimplementasikan dalam berprilaku positif dalam belajar.