Blog Al Imam

  • Home
  • Kumpulan Makalah
  • 404
Home » Kumpulan Makalah » Makalah Model dan karakteristik Pembelajaran Terpadu

Makalah Model dan karakteristik Pembelajaran Terpadu



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini :
1.      Apa yang di maksud Hakikat Model Pembelajaran Terpadu ?
2.      Apa saja Konsep Dasar Model Pembelajaran Terpadu ?
3.      Apa jenis-jenis model pembelajaran terpadu ?
4.      Bagaimana Karakteristik Pembelajaran terpadu ?
5.      Bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini :
1.      Untuk mengetahui Hakikat Model Pembelajaran Terpadu.
2.      Untuk mengetahui Konsep Dasar Model Pembelajaran Terpadu.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis pembelajaran terpadu.
4.      Untuk mengetahui Karakteristik Pembelajaran terpadu.
5.      Untuk mengetahui Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu.
BAB II
                                                       PEMBAHASAN            
A.    Hakikat Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997:  7). Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992: 4) bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Joyce dan Weil (1992: 1) menyatakan bahwa: Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn”. Hal ini berarti bahwa model mengajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri, selain itu, mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Arends (1997), menyatakan bahwa “The tern teaching model refers to aparticular approach to instrution that includes its goals, syntax, enviroment, and management system”. Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Arends (2001) menyelesaikan enam model pembelajaran yang sering dan praktis yang digunakan guru dalam mengajar, masing-masing adalah: presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran lainnya. Berarti untuk setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil blajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan, seperti materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Johnson (dalam Samani, 2000), untuk mengetahui kualitas model pembelajaran yang harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berfikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.[1]
B.     Konsep Dasar Model Pembelajaran Terpadu
1.      Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi: (1) prinsip penggalian tema, (2) prinsip pengelolaan pembelajaran, (3) prinsip evaluasi, dan (4) prinsip reaksi.
a.       Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memerhatikan beberapa persyaratan:
1)      Tema hendakya tidak terlalu luas, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2)      Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
3)      Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4)      Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak.
5)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan pristiwa-pristiwa otentik yang terjadi didalam rentang waktu  belajar.
6)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi)
7)      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.      Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Karena itu, menurut prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1)      Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
2)      Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
3)      Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
c.       Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajara terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain:
1)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/self assessment) disamping bentuk evaluasi lain.
2)      Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.
d.      Prinsip Reaksi
Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajaran terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring.
2.      Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Pentingnya pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain sebagai berikut :
a.       Dunia anak adalah dunia nyata
b.      Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep pristiwa/objek lebih terorganisir.
c.       Pembelajaran akan lebih bermakna.
d.      Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri.
e.       Memperkuat kemampuan yang diperoleh.
f.       Efisiensi waktu.[2]
C.    Jenis-jenis Model Pembelajaran Terpadu
Adapun jenis-jenis pembelajaran terpadu diantaranya Resmini dkk, 2006: 66) terdapat sepuluh model sebagai berikut :[3]
1.      Fragmented yaitu model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran.
2.      Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
3.      Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi.
4.      Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya.
5.      Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. 
6.      Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu.
7.      Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi.
8.      Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi.
9.      Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu program studi.
10.  Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
D.    Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikaitkan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikusasainya sesuai dengan perkembangannya.
2.      Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan bermakna pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa.
3.      Belajar melalui pengalaman langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan seedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan.
4.      Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5.      Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.[4]
E.     Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi (prabowo, 2000: 6)
1.      Tahap Perencanaan
a.       Menentukan Jenis Mata Pelajaran dan Jenis Keterampilan yang Dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh diberikan oleh Fogarty (1991: 28) jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berfikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial (social skill). Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berfikir (thinking skill) dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
b.      Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c.       Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap subketerampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2.      Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi: pertama, guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri; Kedua, pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok; dan Ketiga, guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam peroses perencanaan Depdiknas (1996: 6).
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Muchlas (2002: 7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Artinya, dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
3.      Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional (1996: 6), hendaknya mempehatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.[5]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus, tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan, peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep.

B.     Saran
Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam proses pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual teknik, metode dan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.



[1] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta : Bumi Aksara, 2010) hlm.51-55
[2] Hamdayana, Jumata. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014) hlm.3-4.
[3] http://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-dan-jenis-jenis-model.html(diakses pada tgl 29 September 2016, pukul: 21:05 WIB)
[4] http://ariftpwah.acid/2015/10hakiakat-pembelajaran-terpadu.html (diakses pada tgl 28 September 2016, pukul: 21:05 WIB)
[5] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta : Bumi Aksara, 2010)  Hlm.63-66
Makalah Model dan karakteristik Pembelajaran Terpadu , Pada: 21:13



Share to

Facebook Google+ Twitter

Related with Makalah Model dan karakteristik Pembelajaran Terpadu :

Tags: #Kumpulan Makalah Posted by Anonymous at 21:13

1 comment :

  1. sadahpackwood25 February 2022 at 14:50

    Casino Review 2021 | Is It a Trustworthy Casino In
    Casino Review 2021 바카라 양빵 ➨ 포커 칩 Casino.com ✓ 구글룰렛 Trusted review of Real Players' ratings, ✓ Bonus Codes ✓ 안전한바카라사이트 Free 포커 룰 Spins ✓ Checkout Casino.

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

« Next Prev »
  • Beranda

Labels

  • KUMPULAN LAPORAN PPL
  • Kumpulan Makalah
  • kumpulan proposal
  • Kumpulan Proposal Skripsi
Copyright © 2016 Blog Al Imam All Rights Reserved | Sonic SEO Template