Blog Al Imam

  • Home
  • Kumpulan Makalah
  • 404
Home » Tanpa kategori »


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Islam merupakan suatu agama yang berkembang sangat pesat, bermula pada perkembangan di mekkah hingga seluruh dunia. Dalam perkembangan islam yang pesat ini meninggalkan suatu kenangan yang memberikan suatu kesan yang sangat luar biasa. Di samping itu, sejarah islam yang penuh makna dan pelajaran bagi seluruh dunia ini terbuka luas bagi seluruh umat untuk mengetahui perkembangan demi perkembangan sejarah islam.
Adapun diantara perkembangan islam yaitu perkembangan islam di andalusia (spanyol). Di masa khalifah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah , baik di Timur maupun di Barat dengan kekuasaan islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad ke 5 (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun sejak tahun 711 M , semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh kedalam kekuasaan islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah dinamakan atau dikenal dengan Andalusia.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa diantara rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana Proses masuknya Islam ke Andalusia ?
2.      Bagaimana Perkembangan politik di Andalusia ?
3.      Bagaimana Periode Islam di Andalusia ?
C.    Tujuan Penulis
1.      Untuk mengetahui bagaimana Proses masuknya Islam di Andalusia.
2.      Untuk mengetahui perkembangan politik di Andalusia.
3.      Untuk mengetahui bagaimana periode islam di andalusia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Proses Masuknya Islam di Andalusia (Spanyol)
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sabuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.
Spanyol  diduduki oleh umat islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715 M) salah seorang bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas afrika utara itu dizaman khalifah Abdul Malik (687-705). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pad masa khalifah Al-walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushar. Di zaman itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Dalam Proses penaklukan Spanyol ada tiga pahlawan Islam yang memimpin pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun yang berbagai perintis dan penyelidik kedatangan islam ke Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentara menyebrangi lautan Gibralta (Jabal Tariq) menuju ke semnanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun pada akhirnya Thariq ibn Ziyad mencapai kemenangan dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang prajurit Islam yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan didorong juga oleh faktor-faktor yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, poitik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.


B.     Perkembangan Politik
Pada waktu Bani Umayyah (661-750) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H (750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (libya) dan Afrika Utara. Selama berjuang tidak kurang dari enam tahun, Abdurahman berhasil memasuki Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang 138 H (756 M) adalah seorang wali Yusuf bin Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh Kholifah di Damaskus, dengan mas jabatan biasanya tiga tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pad tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Namun padatahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father” Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan Islam di Andalusia.
C.    Periode Keamiran, Kekholifahan atau kekuasaan di Andalusia (Spanyol)
Sejak pertama kali Islam menginjak kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat islam. Islam di Spanyol berjaya dan berjaya selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode :
1.      Periode pertama (711-755)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan di antara elit penguasa. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di spanyol.
2.      Periode Kedua (755-912 M)
Pada Periode ini, Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-dakhil. Abdurrahman Addakhil yaitu keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukan Bani Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, Umat islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang begitu dahsyat dan mampu memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Addakhil mendirikan masjid cordova dan sekolah-sekolah di Spanyol.
3.      Periode ke tiga (912-1013)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai muncul raja-raja kelompok (Muluk al-Thawaif). Pada masa ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan kholifah. Umat islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang menyaigi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dala sejarah Arab Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III , Islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi seluruh Eropa.
Setelah masa keKhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh putranya , Al hakam II (961-976 M) dan putra Al-hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil yng berpusat di kota-kota tertentu.
4.      Periode ke empat (1013-1086 M)
Pada periode ke empat ini, Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat dikkota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.
5.      Periode kelima (1086-1248)
Periode kelima ini, Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti Murabbitun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahidin (1143-1235).
a.       Dinasti Murabbitun
Dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco,Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dan akhirnya, Islam dapat memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam perkembangan selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahidin.
b.      Dinasti Muwahhidun
Dinansti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini, telah berdiri dua kerajaan kecil yang kuat yaitu di negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran dimana tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan penguasa islam.


6.      Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammaad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini kristen dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung liberia lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana  pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu  telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.
B.     Saran
Dengan adanya makalah tentang perkembangan Islam di Andalusia, penulis menyarankan kepada pembaca untuk senantiasa memahami serta memaknai apa-apa yang terkandung didalamnya. Sehingga pembaca dapat mengembangkan dan melestarikan ilmu yang terpaparkan pada makalah ini.


, Pada: 01:08



Share to

Facebook Google+ Twitter

Related with :

Posted by Anonymous at 01:08

0 comments :

Post a Comment

« Next Prev »
  • Beranda

Labels

  • KUMPULAN LAPORAN PPL
  • Kumpulan Makalah
  • kumpulan proposal
  • Kumpulan Proposal Skripsi
Copyright © 2016 Blog Al Imam All Rights Reserved | Sonic SEO Template