BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam merupakan suatu agama yang berkembang sangat pesat, bermula
pada perkembangan di mekkah hingga seluruh dunia. Dalam perkembangan islam yang
pesat ini meninggalkan suatu kenangan yang memberikan suatu kesan yang sangat
luar biasa. Di samping itu, sejarah islam yang penuh makna dan pelajaran bagi
seluruh dunia ini terbuka luas bagi seluruh umat untuk mengetahui perkembangan
demi perkembangan sejarah islam.
Adapun diantara perkembangan islam yaitu perkembangan islam di
andalusia (spanyol). Di masa khalifah Bani Umayyah yang berumur kurang
lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah , baik
di Timur maupun di Barat dengan kekuasaan islam yang benar-benar sangat luas.
Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat islam mulai menaklukan semenanjung
Iberia. Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal.
Sejak awal abad ke 5 (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa
Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun sejak tahun 711 M , semenanjung
Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh kedalam kekuasaan islam, diperintah
oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah dinamakan atau dikenal dengan
Andalusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
diantara rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses masuknya Islam ke Andalusia ?
2. Bagaimana Perkembangan politik di Andalusia ?
3. Bagaimana Periode Islam di Andalusia ?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui bagaimana Proses masuknya Islam di Andalusia.
2. Untuk mengetahui perkembangan politik di Andalusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana periode islam di andalusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Islam di Andalusia (Spanyol)
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah
Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh
sabuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat
sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu
terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan
tengah dengan lautan atlantik.
Spanyol diduduki oleh umat islam
pada zaman kholifah Al-Walid (705-715 M) salah seorang bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus, Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai
Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti
umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas afrika utara itu dizaman khalifah Abdul
Malik (687-705). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin nu’man Al-Ghassani
menjadi gubernur di daerah itu. Pad masa khalifah Al-walid, Hasan bin Nu’man
sudah digantikan oleh Musa bin Nushar. Di zaman itu, Musa bin Nushair
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Dalam Proses penaklukan Spanyol ada tiga pahlawan Islam yang memimpin
pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Namun yang berbagai perintis dan penyelidik kedatangan islam ke Andalusia adalah
Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentara menyebrangi lautan
Gibralta (Jabal Tariq) menuju ke semnanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun
711 M, mengirim pasukan islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah
7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan
pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. Namun pada akhirnya
Thariq ibn Ziyad mencapai kemenangan dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah
dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga
akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Kemenangan-kemenangan Islam
terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini didorong oleh faktor-faktor baik
karena tokoh-tokoh pejuang prajurit Islam yang kuat, kompak dan penuh percaya
diri dan didorong juga oleh faktor-faktor yang menguntungkan Islam yakni
kondisi sosial, poitik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.
B. Perkembangan Politik
Pada waktu Bani Umayyah (661-750) yang berpusat di Damaskus jatuh pada
tahun 132 H (750 M) dan digantikan oleh Bani Abbasiyah yang berkedudukan di
Baghdad. Pada saat itu terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap
sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir yang dapat meloloskan diri
dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin Muawiyyah bin
Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (libya) dan Afrika Utara.
Selama berjuang tidak kurang dari enam tahun, Abdurahman berhasil memasuki
Andalusia.
Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang
138 H (756 M) adalah seorang wali Yusuf bin Abdirrahman Al-Fihri dari suku
Mudhari yang ditunjuk oleh Kholifah di Damaskus, dengan mas jabatan biasanya
tiga tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan
melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pad tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan
perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada
pemerintahan di Damaskus. Namun padatahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf
Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman
Addakhil” dengan gelar amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa
Abdurrahman I merupakan “founding father” Daulah Umayyah di Andalusia
dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan Islam di Andalusia.
C. Periode Keamiran, Kekholifahan atau kekuasaan di
Andalusia (Spanyol)
Sejak pertama kali Islam menginjak kaki di daerah Spanyol hingga masa
jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan
umat islam. Islam di Spanyol berjaya dan berjaya selama tujuh setengah abad dan
itu merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr.
Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa
periode :
1. Periode pertama (711-755)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan
para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai
gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa
perselisihan di antara elit penguasa. Di samping itu, terdapat perbedaan
pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa
musuh Islam di spanyol.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada Periode ini, Spanyol di bawah pemerintahan
Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki
Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-dakhil. Abdurrahman
Addakhil yaitu keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran
Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukan Bani Umayyah di
Spanyol.
Pada periode ini, Umat islam mulai memperoleh
kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu
mulai mengalami perkembangan yang begitu dahsyat dan mampu memperluas wilayah
kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Addakhil mendirikan masjid cordova
dan sekolah-sekolah di Spanyol.
3. Periode ke tiga (912-1013)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang
bergelar “An-Nasir” sampai muncul raja-raja kelompok (Muluk al-Thawaif). Pada
masa ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan kholifah. Umat islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang menyaigi daulah Abbasiyah di
Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya
memiliki ratusan ribu buku. Masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50
tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek
moyangnya. Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang
dala sejarah Arab Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan
disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman
III , Islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga
meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi
seluruh Eropa.
Setelah masa keKhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh putranya ,
Al hakam II (961-976 M) dan putra Al-hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun
ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari
kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah
terpecah menjadi negara-negara kecil yng berpusat di kota-kota tertentu.
4. Periode ke empat (1013-1086 M)
Pada periode ke empat ini, Spanyol sudah
terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat dikkota-kota
tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol menjadi lebih dari 30 negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk Thawaif yang berpusat di suatu
kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian
intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak
yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walaupun
demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini.
Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari istana ke istana yang lain.
5.
Periode kelima (1086-1248)
Periode kelima ini, Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan
dinasti Murabbitun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahidin (1143-1235).
a.
Dinasti
Murabbitun
Dinasti
Murabbitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang
didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco,Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia
berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dan akhirnya, Islam
dapat memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam perkembangan selanjutnya,
pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga
mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun
1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti
Muwahidin.
b.
Dinasti
Muwahhidun
Dinansti ini
berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa
ini, telah berdiri dua kerajaan kecil yang kuat yaitu di negeri Balansia
(Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan
Abd Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim
penting yakni Cordova, Almeria dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan
tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran dimana tahun 1212 M, tentara
Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi
demikian umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang
besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh
pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan
penguasa islam.
6.
Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, hanya berkuasa di
granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini
yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada. Peradaban kembali mengalami
kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik
dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh
muhammaad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan
Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini kristen dapat mengalahkan
penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella
akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan
Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan
memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka
menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa
menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu
Abdullah kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan
kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke
Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang
kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa,
ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan
diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di
wilayah ini. Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama
hampir tujuh setengah abad lamanya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Andalusia, sebuah negeri yang
meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan
Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari
berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam
terhadap semenanjung liberia lebih khusus Andalusia, telah
menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses
masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam
setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini
banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat
Islam. Dimana pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa
selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama
untuk mengembangkan Islam.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya
berakhir dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan
sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan
jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam
bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu
telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik,
ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah
dan hukum.
B.
Saran
Dengan adanya makalah tentang
perkembangan Islam di Andalusia, penulis menyarankan kepada pembaca untuk
senantiasa memahami serta memaknai apa-apa yang terkandung didalamnya. Sehingga
pembaca dapat mengembangkan dan melestarikan ilmu yang terpaparkan pada makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Amzah, 2009.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka
Nasional PTE LTD, 2005.
Ismail, Faisal, Paradigma
Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,
1996.
Lapidus, Ira. M.. Sejarah
Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1999.
Mubarok, Jaih, Sejarah
Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Rajawali Pers, 2008.